“TOLONG
BERIKAN AKU KASIH SAYANGMU AYAH”
“Sinta..........”
“Sintaaaaa....”
“Iya
yah tunggu sebentar”
“Sini cepat..” ucap
ayah memanggil Sinta dengan suara yang keras seperti orang marah
“Ada apa yah”
“Buatkan ayah kopi
sana, cepat”
“Iya yah”
Aku
pun jalan menuju dapur untuk membuatkan ayah kopi
Saat membuatkan ayah kopi aku selalu
memikirkan mengapa ayah begitu benci sama aku...??? padahal aku gak pernah
berbuat apa- apa.
“Sinta, mana kopinya,
lelet banget sich jadi orang !!!”
“Iya yah tunggu sebentar
ini udah jadi kok”
“Cepet dikit donk”
Aku
segera mempercepat jalan agar ayah tidak marah- marah lagi
“Ini yah kopinya udah
jadi”
Setelah minum kopi ayah pun
berangkat kerja, aku pun sendiri lagi ibuku sudah meninggal karena kecelakaan
waktu ibu lagi pergi sama ayahku, untung saja ayah selamat. Aku sangat sedih
karena gak ada lagi yang sayang sama aku. Aku hanya punya ayah yang masih
sayang sama aku walaupun ayah sering memarahiku, tapi aku tau sebenarnya ayah
sayang sama aku. Dan disaat aku sendiri aku hanya ditemenin oleh buku Diary ku.
Tapi, terkadang teman- temanku sekolah dulu selalu datang ke rumahku untuk
mengajariku belajar. Umurku saat ini sudah 14 tahun, tapi aku sudah berhenti
sekolah sejak kakak dan ibuku meninggal, karena ayahku sudah gak mau lagi
menyekolahkanku. Karena itu pekerjaanku hanya dimarahi ayah dan setelah itu
menulis Diary.
“Hari ini sangat sepi aku hanya sendiri di rumah,lebih
baik aku menulis Diary saja” Gumamku dalam hati.
Akupun
langsung menuju ke kamar untuk menulis Diary. Saat itu aku sedang Di depan
rumah melihat bunga- bunga yang ada di sana.
*****
Dear Diary
Hari ini aku sangat
sedih...
kenapa ayah begitu
benci sama aku, kenapa, apa salahku ???
setiap hari aku hanya
dimarah- marahi terus olehnya
ayah, asalkan ayah tau,
aku itu sayang sama ayah
tapi kenapa ayah gak
pernah merasakannya
aku pengen banget
mendapat kasih sayang dari ayah
hanya ayah satu-
satunya orang yang bisa memberikanku kasih sayang saat ini
kalu bukan ayah siapa
lagi ???
ibu sama kakak sekarang
udah gak ada
tapi kapan ayah bisa
memberikannya, kapan yah ???
mungkin ini cobaan dari
Allah untukku
aku akan selalu
menunggu kasih sayang darimu ayah
aku memang gak tau kapan
ayah akan bisa memberikan kasih sayang ayah padaku
tapi aku berharap,
suatu saat nanti ayah bisa memberikannya padaku seperti anak- anak yang lain
yang selalu mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya.
Kamis, 25 Juli 2013
Sinta Franesa putri
Setelah menulis Diary aku pun
tertidur di atas buku yang dalam keadaan basah karena air mata yang mengalir
dari pipiku.
*****
Tak terasa hari sudah mulai sore aku
pun terbangun dari tidurku.
“Lebih baik aku
langsung mandi, agar setelah ayah pulang aku sudah dalam keadaan bersih dan
harum. Tapi, sebelum
mandi aku merapikan kamarku dulu. Setelah kamarku rapi baru aku mandi”
Selesai
mandi aku lalu duduk- duduk di sofa sambil menunggu ayah pulang.
Sudah jam 23.00 ayah belum juga pulang.
“kenapa ayah belum pulang- pulang juga ya
? aku udah ngantuk banget”
Sesaat
kemudian aku tertidur. tidak begitu lama aku tertidur aku pun terbangun oleh
suara pintu yang terbuka dan ternyata itu adalah ayah, akupun langsung bertanya
“kenapa ayah lama sekali pulang?”
tanyaku kepada ayah. Lalu ayah pun menjawab pertanyaanku “emang kenapa? Ini bukan urusanmu ayah mau pulang jam berapa pun
terserah ayah” jawab ayah membentak sehingga aku menjadi kaget mendengar
suaranya yang besar. Aku pun terdiam mendengar jawaban ayah yang sangat membuat
hatiku sakit mendengarnya. Aku pun langsung berlari menuju kamar sambil
menangis dan menahan rasa sakit hatiku. Di dalam kamar aku selalu memikirkan
apa yang dikatakan ayah tadi, membuatku jadi gak bisa tidur.
*****
Tak terasa hari sudah pagi, tapi
waktu aku bangun ayah sudah gak ada di rumah. Aku sedih banget padahal aku
pengen banget menghabiskan hari- hariku bersama ayah. Tapi kenapa itu gak
pernah terjadi...??? “Ya sudahlah gak apa- apa hari ini aku gak bisa sama
ayah, mungkin saat ini ayah lagi sibuk makanya masih pagi gini ayah udah
berangkat kerja. Mungkin dilain hari bisa, kalau begitu aku mandi saja dulu”
Waktu sudah menunjukkan pukul 12.00,
dan aku berharap hari ini teman ku datang ke rumah ku. Dan tidak lama kemudian teman ku pun datang.
“Sintaaaa.......” panggil Cintya dari jauh.
Cintya adalah nama temanku
Lalu aku pun menjawabnya “Cintyaaaa...”.
Setelah sampai di rumahku, kami pun berpelukan.
“Hy
sinta, aku kangen sama kamu udah lama kita gak pernah ketemu, bagaimana
kabarmu...???”
“Iya
aku juga kangen sama kamu, aku baik- baik aja kok, kalau kamu gimana...???”
“
aku juga baik- baik aja kok. Sin, ayahmu mana kok keliatannya sepi banget”.
Aku gak tau mau
jawab apa, aku hanya bisa diam.
“
Loh Sin, kok kamu diam sich, ayahmu kemana...???”
Aku gak bisa bohongin temanku lagi, akhirnya aku
terpaksa menjawabnya “ayahku dia pergi
kerja, setiap hari aku hanya sendirian”
“Masak
ayahmu gak pernah di rumah...???”
“Iya,
ayahku gak pernah dirumah setiap hari ayahku berangkat kerja pagi terus
pulangnya malam- malam terus”
“Kamu
yang sabar ya, aku janji aku akan selalu
datang kesini untuk menemanimu dan belajar bersamamu J”
“ kamu janji...???”
“ iya, aku janji”
“makasi
ya, kamu emang temanku yang paling baik sedunia”
“sama-
sama”
Kami pun berpelukan lagi saking senangnya.
Aku
senang sekali punya teman seperti Cintya, orangnya baik dan sayang lagi sama
aku. Aku bersyukur ternyata masih ada orang yang sayang sama aku. “terimakasih Ya Allah, engkau telah
memberikanku seorang teman yang sangat baik dan sayang kepadaku” Gumamku
dalam hati sambil meneteskan air mata.
Setelah berpelukan begitu lama melepas rasa kangen
kami berdua, kami pun melepas pelukan kami.
“Loh,
Sin kamu kenapa nangis...???”
“Aku gak nangis kok, malahan aku lagi bahagia.
Aku bahagia punya temen seperti kamu yang baik dan sayang sama aku. Makasi ya
atas semua yang kamu berikan selama ini sama aku, aku gak tau mau bilang apa
lagi sama kamu, kamu baik banget sama aku”
“
Sinta, dengerin aku ya. Aku itu sayang sama kamu sebagai sesama makhluk ciptaan
Allah kan harus saling menyayangi. Jadi kamu gak perlu bilang apa- apa sama
aku”
“makasi
banget ya”
“iya...
udah yuk kita belajar biar nanti kita juga bisa main”
“ayok”
*****
Kami
pun berjalan menuju kamarku untuk belajar. Selama belajar kami sangat senang,
kami bercanda, kadang kami serius belajarnya, dan Cintya juga menceritakan
pengalamannya yang lucu- lucu sehingga kami tertawa, Pokoknya seru banget deh.
Selesai
belajar kami merapikan semua barang- barang yang sudah kami hamburkan tdi.
Sebelum Cintya pulang, Cintya mandi dulu di rumahku, selesai mandi baru dia
pulang.
Sambil menunggu Cintya mandi, aku menyapu rumah dulu,
agar sewaktu ayah pulang rumah ku sudah bersih.
Setelah
beberapa lama, Cintya pun berhenti mandi. Tidak menunggu lama lagi Cintya
langsung berpamitan sama aku karena hari sudah hampir sore.
“Sin, aku pulang dulu ya, dah mau sore nih”
“iya kamu hati- hati di jalan ya”
“ ya, makasi atas tumpangan mandinya”
“iya sama- sama, anggap aja rumah ini seperti rumahmu
sendiri jangan malu- malu. Oh iya besok kamu datang lagi kan...???”
“iya, aku pasti datang kok, yaudah kalau gitu aku
pulang dulu ya”
“eh, gak mau diantar nih...???”
“gak usah rumahku kan dekat dari sini”
kebetulan rumahnya Cintya dekat dari rumah ku
“oh, kalau gitu hati- hati ya”
“iya, dadaaaaaa....”
“daaaaa....”
*****
“Hari ini aku sangat senang, aku pengen mencurahkannya
kepada buku Diaryku. Tapi waktu sudah menunjukkan pukul 16.25 aku harus mandi.
Hmm.... gak apa- apa sudah aku menulis Diary dulu sebelum mandi”
Aku pun langsung berjalan menuju kamar dengan hati
yang bahagia untuk menulis Diary. Sesampainya di kamar aku langsung mengambil
buku diary ku yang ada di atas meja dan tanpa menunggu lama aku langsung
menulis semua isi hatiku di buku Diary ku.
Dear Diary
Hari ini aku sangat
senaaaaaaang.... banget J
Meskipun ayah ku gak
ada di rumah
Tapi aku mempunyai
teman yang baik dan sayaaaaang banget sama aku
Namanya Cintya
Hari ini dia datang ke
rumahku
Dan dia membuat hari ku
penuh dengan keceriaan
Dan dia berjanji akan
datang setiap hari ke rumahku
Aku senang banget mendengarnya
Dan aku berharap suatu
hari nanti
Ayah bisa ada di rumah
bermain bersama aku da Cintya
Selasa,
30 Juli 2013
Sinta
Franesa Putri
*****
Hari-
hari terus berlalu, Cintya pun setiap hari datang ke rumahku sehingga hari-
hari ku penuh dengan keceriaan setiap hari. Tapi sampai hari ini juga ayah
belum bisa juga ada untuk menemaniku bermain bersama.
Pada
suatu hari Cintya tidak bisa datang ke rumahku karna ada sesuatu yang harus
diselesaikan dan saat itu juga adalah saat yang mengagumkan bagiku karena
ayahku ada di rumah. Tapi walaupun ayah ada di rumah, ayah tidak menemaniku
bermain lalu aku pun mengajaknya.
”Ayah, mumpung ayah gak
pergi kerja temenin aku main- main yuk”
“main saja sana sendiri ayah capek” mataku pun meneteskan air mata mendengar ayah
berkata seperti itu
“tapi aku maunya main sama ayah”
“gak tau namanya capek
ya, dasar anak cengeng gitu aja udah nangis”
“ayah, kenapa ayah begitu
benci sama aku, apa salahku ??? aku capek dimarahi terus aku itu pengen
disayang sama ayah seperti anaak- anak yang lainnya, kenapa ayah gak bisa
ngertiin aku” ucapku sambil
menangis
Aku pun langsung berlari keluar rumah
sambil menangis. Karna terlalu sedih aku tidak memperhatikan apapun, sehingga
sebuah mobil melaju dengan cepat ke arah ku dan akupun tertabrak oleh mobil
itu. Saat aku dalam keadaan pingsan, suara ayah masih bisa di dengar oleh
telingaku meskipun suaranya terdengar putus- putus. “
Sintaaaaaaa..... Sinta maafin ayah nak, gara- gara ayah kamu jadi kayak gini,
sinta bangun nak” tanpa
menunggu lama lagi ayahku langsung membawaku ke rumah sakit.
Sesampainya
di rumah sakit, sambil menunggu kabar dari dokter ayah menelpun teanku Cintya
untuk memberitahukan kalau aku mengalami kecelakaan.
”Halo, dengan Cintya
???”
“iya, ini siapa ya ???”
“Cintya ini ayahnya
Sinta”
“oh, ayahnya Sinta ada
apa ya ???”
“Nak Cintya, Sinta
kecelakaan”
“apa!!! Sinta
kecelakaan ???” Cintya begitu
kaget mendengar aku kecelakaan, matanya langsung meneteskan air mata
mendengarnya
“iya nak”
“sekarang Sinta ada di
rumah sakit mana pak ???”
“ rumah sakit kasih ibu
nak”
“sekarang saya ke sana
pak”
“iya nak, bapak tunggu”
“ya sudah pak aku
berangkat dulu” kata Cintya
kepada ayahku
“iya”
*****
Setelah
beberapa lama diperiksa, akhirnya dokter pun keluar dari dalam ruangan ayahku
pun langsung menanyakan keadaanku kepada dokter.
”Dok, gimana keadaan
anakku ???”
“anak bapak lukanya
sangat parah, kaki dan tangan kirinya patah dan matanya juga buta” ayahku sangat sedih mendengarnya
“tapi jiwanya masih bisa diselamatkan kan dok ???”
“kami akan berusaha
untuk melakukannya”
“makasi dok”
“sama-sama”
Ayahku
sangat sedih sekali melihat keadaan ku yang seperti itu. Saat itu Cintya pun
sudah datang di rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit Cintya langsung
menanyakan keadaan ku kepada ayahku.
“pak, bagaimana keadaan
Sinta, dia tidak apa- apa kan”
“Cintya... sinta...”
“ sinta kenapa pak ???”
“tangan dan kaki
kirinya sinta patah dan matanya juga buta” kata ayah ku kepada Cintya
sambil menangis
“apa!!! Sinta kenapa
kamu jadi kayak gini sin, aku minta maaf karna aku gak bisa datang buat nemenin
kamu” kata Cintya
“ini semua salah
bapak,bapak selalu saja memarahi Sintia sehingga dia menjadi sperti ini” “ya
sudah pak, kita jangan nangis terus mending sekarang kita berdo’a agar Sinta
cepat sadar dan cepat sembuh”
*****
Setelah
beberapa lama dokter pun keluar ayah langsung menanyakan kembali keadaan ku
kepada dokter.
“dok bagaimana keadaan
anakku”
“anak bapak sudah sadar
sekarang sudah bisa dilihat”
“apa dok, sudah sadar
makasi dok”
“sama- sama”
“ayo Cintya kita lihat
Sinta”
“ayo pak”
ayah dan Cintya pun langsung masuk ke dalam ruangan
tempat aku dirawat.
“ Sinta” ucap ayah dan Cintya berbarengan
“ayah, Cintya” meskipun aku tidak bisa melihat, tapi aku bisa
merasakannya kalau itu adalah ayah dan Cintya orang yang aku sayang selama ini
“Sinta maafin ayah ya,
gara- gara ayah kamu jadi kayak gini” kata ayah sambil menangis dan mengelus- elus rambutku
“maafin aku juga sin,
aku gak datang kerumahmu buat nemenin kamu” kata Cintya kapadaku.
“u...udah ini bu...kan
sa..lah ka...kalian, ini sa..lahku” kataku dengan terbata- bata
“ayah, a...ku sa..yang
sa..ma ayah”
“ayah juga sayang sama
sinta, ayah minta maaf selama ini sering memarahi sinta, tapi sebenarnya ayah
itu sayang sama sinta. Mulai saat ini ayah akan selalu nemenin sinta dirumah
sampai sinta sehat” ucap ayah
sambil berjanji kepadaku
“aku juga Sin” kata Cintya
“ma..ma..makasi ya
Cintya, ma..kasi ju..ga yah”
“sama- sama” kata ayah dan Cintya berbarengan.
Mulai
saat itu ayah menjadi sayang banget sama aku dan Cintya juga setiap hari
menemaniku terkadanng juga dia nginap kalau ada waktu, Cintya sudah seperti
saudaraku sendiri. Dan mulai saat itu juga hari- hariku menjadi penuh dengan
kebahagiaan dan aku menjadi anak yang selalu mendapatkan kasih sayang setiap
hari. Aku menjadi sangat bahagia .