Jumat, 17 Januari 2014

Tolong Berikan Aku Kasih Sayangmu Ayah


“TOLONG BERIKAN AKU KASIH SAYANGMU AYAH”

“Sinta..........”
“Sintaaaaa....”
“Iya yah tunggu sebentar”                        
“Sini cepat..” ucap ayah memanggil Sinta dengan suara yang keras seperti orang marah
 “Ada apa yah”
“Buatkan ayah kopi sana, cepat”
“Iya yah”
Aku pun jalan menuju dapur untuk membuatkan ayah kopi
            Saat membuatkan ayah kopi aku selalu memikirkan mengapa ayah begitu benci sama aku...??? padahal aku gak pernah berbuat apa- apa.
“Sinta, mana kopinya, lelet banget sich jadi orang !!!”
“Iya yah tunggu sebentar ini udah jadi kok”
“Cepet dikit donk”
Aku segera mempercepat jalan agar ayah tidak marah- marah lagi
“Ini yah kopinya udah jadi”
            Setelah minum kopi ayah pun berangkat kerja, aku pun sendiri lagi ibuku sudah meninggal karena kecelakaan waktu ibu lagi pergi sama ayahku, untung saja ayah selamat. Aku sangat sedih karena gak ada lagi yang sayang sama aku. Aku hanya punya ayah yang masih sayang sama aku walaupun ayah sering memarahiku, tapi aku tau sebenarnya ayah sayang sama aku. Dan disaat aku sendiri aku hanya ditemenin oleh buku Diary ku. Tapi, terkadang teman- temanku sekolah dulu selalu datang ke rumahku untuk mengajariku belajar. Umurku saat ini sudah 14 tahun, tapi aku sudah berhenti sekolah sejak kakak dan ibuku meninggal, karena ayahku sudah gak mau lagi menyekolahkanku. Karena itu pekerjaanku hanya dimarahi ayah dan setelah itu menulis Diary.
            “Hari ini sangat sepi aku hanya sendiri di rumah,lebih baik aku menulis Diary saja” Gumamku dalam hati.
Akupun langsung menuju ke kamar untuk menulis Diary. Saat itu aku sedang Di depan rumah melihat bunga- bunga yang ada di sana.


*****

Dear Diary
Hari ini aku sangat sedih...
kenapa ayah begitu benci sama aku, kenapa, apa salahku ???
setiap hari aku hanya dimarah- marahi terus olehnya
ayah, asalkan ayah tau, aku itu sayang sama ayah
tapi kenapa ayah gak pernah merasakannya
aku pengen banget mendapat kasih sayang dari ayah
hanya ayah satu- satunya orang yang bisa memberikanku kasih sayang saat ini
kalu bukan ayah siapa lagi ???
ibu sama kakak sekarang udah gak ada
tapi kapan ayah bisa memberikannya, kapan yah ???
mungkin ini cobaan dari Allah untukku
aku akan selalu menunggu kasih sayang darimu ayah
aku memang gak tau kapan ayah akan bisa memberikan kasih sayang ayah padaku
tapi aku berharap, suatu saat nanti ayah bisa memberikannya padaku seperti anak- anak yang lain yang selalu mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya.
Kamis, 25 Juli 2013
                                                                                                                 Sinta Franesa putri
            Setelah menulis Diary aku pun tertidur di atas buku yang dalam keadaan basah karena air mata yang mengalir dari pipiku.

*****

            Tak terasa hari sudah mulai sore aku pun terbangun dari tidurku.
“Lebih baik aku langsung mandi, agar setelah ayah pulang aku sudah dalam keadaan bersih dan harum. Tapi, sebelum mandi aku merapikan kamarku dulu. Setelah kamarku rapi baru aku mandi”
Selesai mandi aku lalu duduk- duduk di sofa sambil menunggu ayah pulang.
            Sudah jam 23.00 ayah belum juga pulang. “kenapa ayah belum pulang- pulang juga ya ? aku udah ngantuk banget”
Sesaat kemudian aku tertidur. tidak begitu lama aku tertidur aku pun terbangun oleh suara pintu yang terbuka dan ternyata itu adalah ayah, akupun langsung bertanya “kenapa ayah lama sekali pulang?” tanyaku kepada ayah. Lalu ayah pun menjawab pertanyaanku “emang kenapa? Ini bukan urusanmu ayah mau pulang jam berapa pun terserah ayah” jawab ayah membentak sehingga aku menjadi kaget mendengar suaranya yang besar. Aku pun terdiam mendengar jawaban ayah yang sangat membuat hatiku sakit mendengarnya. Aku pun langsung berlari menuju kamar sambil menangis dan menahan rasa sakit hatiku. Di dalam kamar aku selalu memikirkan apa yang dikatakan ayah tadi, membuatku jadi gak bisa tidur.

*****

            Tak terasa hari sudah pagi, tapi waktu aku bangun ayah sudah gak ada di rumah. Aku sedih banget padahal aku pengen banget menghabiskan hari- hariku bersama ayah. Tapi kenapa itu gak pernah terjadi...??? “Ya sudahlah gak apa- apa hari ini aku gak bisa sama ayah, mungkin saat ini ayah lagi sibuk makanya masih pagi gini ayah udah berangkat kerja. Mungkin dilain hari bisa, kalau begitu aku mandi saja dulu”
            Waktu sudah menunjukkan pukul 12.00, dan aku berharap hari ini teman ku datang ke rumah ku. Dan tidak lama kemudian teman ku pun datang.
“Sintaaaa.......” panggil Cintya dari jauh.
Cintya adalah nama temanku
Lalu aku pun menjawabnya “Cintyaaaa...”.
Setelah sampai di rumahku, kami pun berpelukan.
“Hy sinta, aku kangen sama kamu udah lama kita gak pernah ketemu, bagaimana kabarmu...???”
“Iya aku juga kangen sama kamu, aku baik- baik aja kok, kalau kamu gimana...???”
“ aku juga baik- baik aja kok. Sin, ayahmu mana kok keliatannya sepi banget”.
 Aku gak tau mau jawab apa, aku hanya bisa diam.
“ Loh Sin, kok kamu diam sich, ayahmu kemana...???”
Aku gak bisa bohongin temanku lagi, akhirnya aku terpaksa menjawabnya “ayahku dia pergi kerja, setiap hari aku hanya sendirian”
“Masak ayahmu gak pernah di rumah...???”
“Iya, ayahku gak pernah dirumah setiap hari ayahku berangkat kerja pagi terus pulangnya malam- malam terus”
“Kamu yang sabar ya, aku  janji aku akan selalu datang kesini untuk menemanimu dan belajar bersamamu J
 “ kamu janji...???”
 “ iya, aku janji”
“makasi ya, kamu emang temanku yang paling baik sedunia”
“sama- sama”
Kami pun berpelukan lagi saking senangnya.
            Aku senang sekali punya teman seperti Cintya, orangnya baik dan sayang lagi sama aku. Aku bersyukur ternyata masih ada orang yang sayang sama aku. “terimakasih Ya Allah, engkau telah memberikanku seorang teman yang sangat baik dan sayang kepadaku” Gumamku dalam hati sambil meneteskan air mata.
Setelah berpelukan begitu lama melepas rasa kangen kami berdua, kami pun melepas pelukan kami.
“Loh, Sin kamu kenapa nangis...???”
 “Aku gak nangis kok, malahan aku lagi bahagia. Aku bahagia punya temen seperti kamu yang baik dan sayang sama aku. Makasi ya atas semua yang kamu berikan selama ini sama aku, aku gak tau mau bilang apa lagi sama kamu, kamu baik banget sama aku”
“ Sinta, dengerin aku ya. Aku itu sayang sama kamu sebagai sesama makhluk ciptaan Allah kan harus saling menyayangi. Jadi kamu gak perlu bilang apa- apa sama aku”
“makasi banget ya”
“iya... udah yuk kita belajar biar nanti kita juga bisa main”
“ayok”

*****

            Kami pun berjalan menuju kamarku untuk belajar. Selama belajar kami sangat senang, kami bercanda, kadang kami serius belajarnya, dan Cintya juga menceritakan pengalamannya yang lucu- lucu sehingga kami tertawa, Pokoknya seru banget deh.
            Selesai belajar kami merapikan semua barang- barang yang sudah kami hamburkan tdi. Sebelum Cintya pulang, Cintya mandi dulu di rumahku, selesai mandi baru dia pulang.
Sambil menunggu Cintya mandi, aku menyapu rumah dulu, agar sewaktu ayah pulang rumah ku sudah bersih.
            Setelah beberapa lama, Cintya pun berhenti mandi. Tidak menunggu lama lagi Cintya langsung berpamitan sama aku karena hari sudah hampir sore.
“Sin, aku pulang dulu ya, dah mau sore nih”
“iya kamu hati- hati di jalan ya”
“ ya, makasi atas tumpangan mandinya”
“iya sama- sama, anggap aja rumah ini seperti rumahmu sendiri jangan malu- malu. Oh iya besok kamu datang lagi kan...???”
“iya, aku pasti datang kok, yaudah kalau gitu aku pulang dulu ya”
“eh, gak mau diantar nih...???”
“gak usah rumahku kan dekat dari sini”
kebetulan rumahnya Cintya dekat dari rumah ku
“oh, kalau gitu hati- hati ya”
“iya, dadaaaaaa....”
“daaaaa....”

*****


            “Hari ini aku sangat senang, aku pengen mencurahkannya kepada buku Diaryku. Tapi waktu sudah menunjukkan pukul 16.25 aku harus mandi. Hmm.... gak apa- apa sudah aku menulis Diary dulu sebelum mandi”
Aku pun langsung berjalan menuju kamar dengan hati yang bahagia untuk menulis Diary. Sesampainya di kamar aku langsung mengambil buku diary ku yang ada di atas meja dan tanpa menunggu lama aku langsung menulis semua isi hatiku di buku Diary ku.

Dear Diary
Hari ini aku sangat senaaaaaaang.... banget J
Meskipun ayah ku gak ada di rumah
Tapi aku mempunyai teman yang baik dan sayaaaaang banget sama aku
Namanya Cintya
Hari ini dia datang ke rumahku
Dan dia membuat hari ku penuh dengan keceriaan
Dan dia berjanji akan datang setiap hari ke rumahku
Aku senang banget mendengarnya
Dan aku berharap suatu hari nanti
Ayah bisa ada di rumah bermain bersama aku da Cintya
Selasa, 30 Juli 2013
Sinta Franesa Putri

*****

            Hari- hari terus berlalu, Cintya pun setiap hari datang ke rumahku sehingga hari- hari ku penuh dengan keceriaan setiap hari. Tapi sampai hari ini juga ayah belum bisa juga ada untuk menemaniku bermain bersama.
            Pada suatu hari Cintya tidak bisa datang ke rumahku karna ada sesuatu yang harus diselesaikan dan saat itu juga adalah saat yang mengagumkan bagiku karena ayahku ada di rumah. Tapi walaupun ayah ada di rumah, ayah tidak menemaniku bermain lalu aku pun mengajaknya.
”Ayah, mumpung ayah gak pergi kerja temenin aku main- main yuk”
 “main saja sana sendiri ayah capek” mataku pun meneteskan air mata mendengar ayah berkata seperti itu
 “tapi aku maunya main sama ayah”
“gak tau namanya capek ya, dasar anak cengeng gitu aja udah nangis”
“ayah, kenapa ayah begitu benci sama aku, apa salahku ??? aku capek dimarahi terus aku itu pengen disayang sama ayah seperti anaak- anak yang lainnya, kenapa ayah gak bisa ngertiin aku” ucapku sambil menangis
            Aku pun langsung berlari keluar rumah sambil menangis. Karna terlalu sedih aku tidak memperhatikan apapun, sehingga sebuah mobil melaju dengan cepat ke arah ku dan akupun tertabrak oleh mobil itu. Saat aku dalam keadaan pingsan, suara ayah masih bisa di dengar oleh telingaku meskipun suaranya terdengar putus- putus. “ Sintaaaaaaa..... Sinta maafin ayah nak, gara- gara ayah kamu jadi kayak gini, sinta bangun nak” tanpa menunggu lama lagi ayahku langsung membawaku ke rumah sakit.
            Sesampainya di rumah sakit, sambil menunggu kabar dari dokter ayah menelpun teanku Cintya untuk memberitahukan kalau aku mengalami kecelakaan.
”Halo, dengan Cintya ???”
“iya, ini siapa ya ???”
“Cintya ini ayahnya Sinta”
“oh, ayahnya Sinta ada apa ya ???”
“Nak Cintya, Sinta kecelakaan”
“apa!!! Sinta kecelakaan ???” Cintya begitu kaget mendengar aku kecelakaan, matanya langsung meneteskan air mata mendengarnya
“iya nak”
“sekarang Sinta ada di rumah sakit mana pak ???”
“ rumah sakit kasih ibu nak”
“sekarang saya ke sana pak”
“iya nak, bapak tunggu”
“ya sudah pak aku berangkat dulu” kata Cintya kepada ayahku
“iya”

*****
                                                                                                                      
            Setelah beberapa lama diperiksa, akhirnya dokter pun keluar dari dalam ruangan ayahku pun langsung menanyakan keadaanku kepada dokter.
”Dok, gimana keadaan anakku ???”
“anak bapak lukanya sangat parah, kaki dan tangan kirinya patah dan matanya juga buta” ayahku sangat sedih mendengarnya
“tapi jiwanya  masih bisa diselamatkan kan dok ???”
“kami akan berusaha untuk melakukannya”
“makasi dok”
“sama-sama”
            Ayahku sangat sedih sekali melihat keadaan ku yang seperti itu. Saat itu Cintya pun sudah datang di rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit Cintya langsung menanyakan keadaan ku kepada ayahku.
“pak, bagaimana keadaan Sinta, dia tidak apa- apa kan”
“Cintya... sinta...”
“ sinta kenapa pak ???”
“tangan dan kaki kirinya sinta patah dan matanya juga buta” kata ayah ku kepada Cintya sambil menangis
“apa!!! Sinta kenapa kamu jadi kayak gini sin, aku minta maaf karna aku gak bisa datang buat nemenin kamu”  kata Cintya
“ini semua salah bapak,bapak selalu saja memarahi Sintia sehingga dia menjadi sperti ini” “ya sudah pak, kita jangan nangis terus mending sekarang kita berdo’a agar Sinta cepat sadar dan cepat sembuh”

*****
            Setelah beberapa lama dokter pun keluar ayah langsung menanyakan kembali keadaan ku kepada dokter.
“dok bagaimana keadaan anakku”
“anak bapak sudah sadar sekarang sudah bisa dilihat”
“apa dok, sudah sadar makasi dok”
“sama- sama”
“ayo Cintya kita lihat Sinta”
“ayo pak”
ayah dan Cintya pun langsung masuk ke dalam ruangan tempat aku dirawat.
“ Sinta” ucap ayah dan Cintya berbarengan
“ayah, Cintya” meskipun aku tidak bisa melihat, tapi aku bisa merasakannya kalau itu adalah ayah dan Cintya orang yang aku sayang selama ini
“Sinta maafin ayah ya, gara- gara ayah kamu jadi kayak gini” kata ayah sambil menangis dan mengelus- elus rambutku
“maafin aku juga sin, aku gak datang kerumahmu buat nemenin kamu” kata Cintya kapadaku.
“u...udah ini bu...kan sa..lah ka...kalian, ini sa..lahku” kataku dengan terbata- bata
“ayah, a...ku sa..yang sa..ma ayah”
“ayah juga sayang sama sinta, ayah minta maaf selama ini sering memarahi sinta, tapi sebenarnya ayah itu sayang sama sinta. Mulai saat ini ayah akan selalu nemenin sinta dirumah sampai sinta sehat” ucap ayah sambil berjanji kepadaku
“aku juga Sin” kata Cintya
“ma..ma..makasi ya Cintya, ma..kasi ju..ga yah”
“sama- sama” kata ayah dan Cintya berbarengan.
            Mulai saat itu ayah menjadi sayang banget sama aku dan Cintya juga setiap hari menemaniku terkadanng juga dia nginap kalau ada waktu, Cintya sudah seperti saudaraku sendiri. Dan mulai saat itu juga hari- hariku menjadi penuh dengan kebahagiaan dan aku menjadi anak yang selalu mendapatkan kasih sayang setiap hari. Aku menjadi sangat bahagia .

0 komentar:

Posting Komentar