Pada Warna
Pagi
Pada
warna pagi yang menempel di pipimu
Hari
tiba-tiba tua, dalam ingatanku
Langit
begitu redupnya sehingga burung-burung tak berani
Mengguratkan
tanda
Setiap
saat aku berkaca pada dinding hampa
Sedetik
lewat dan udara hanya bernafas dengan luka
Telah
kuhindari benturan-benturan
Perasaanku
halus dan tersembunyi
Di
urat daun ketapang yang berguguran malam hari
Tapi
aku tak hendak mengirimkan amsal itu
Sebagai
persembahan bagimu
Sebab
ada bagian dalam jiwaku
Yang ingin
menjadi tua
Penuh
uban dan terbungkuk dengan tongkat kayunya
Sebagaimana
kebijaksanaan
Dan
disetiap langkah-langkah pelanmu
Aku
punya kesempatan
Merawat
kecemasan-kecemasan
Semurung
musim dingin

0 komentar:
Posting Komentar